Sabtu, 15 Agustus 2015

CINTA UNTUK BINTANG



   CINTA UNTUK BINTANG




       Pemandangan indah terhampar megah di atas langit di malam ini. Ribuan Bintang bertabur dengan cahaya kerlipannya yang menawan. Kerlipannya memainkan cahaya yang berkelap – kelip menerangi malam yang gelap ini. Aku masih  berdiri di atas Balkon kamarku sambil menatap keatas Langit.
“ Cinta…” panggil seseorang dari bawah rumahku. Aku melihatnya “…ikut aku yuk!”
“ Kemana?”
                “ Ayo, nanti kamu juga tahu” ucapnya memuat aku penasaran. Bibirku tersenyum mendengar ajakannya, Namanya Bintang. Dia itu tetanggaku yang baik. Kami sering ngobrol dari telephone, sms ataupun chatingan lewat Facebook. Aku ambil switer yang tergantung di balik pintu, dan akupun keluar menemuinya.
Bintang menarik lengan ku dengan lembut, aku hanya mengikuti langkahnya sambil tergopoh – gopong mengikuti jejaknya yang begitu cepat. Bintang terus menarik lenganku, hingga aku sadar bahwa aku telah dibawanya masuk kedalam ilalang yang berwarna kuning pudar karena pantulan dari cahaya rembulan.
” Ngapain sih kita kemari Bin?” tanyaku penasaran
” Kamu suka lihat Bintang – Bintangkan, nah enaknya itu dari sini ngelihatnya. disini itu enak lagi, kita bisa tenang dan curhat tanpa harus ada yang mengganggu kita. udaranya juga segar…” nyerocosnya meyakinkan ku.
” Tapi Sebelumnya aku tidak pernah melihat tempat ini. kamu sering kemari ya?” akupun duduk di sebelah Bintang. dia hanya mengangguk pelan.
” Aku punya sesuatu untuk kamu”
” Oh ya, apa?” ucapku senang. Bintang pun mengeluarkan sesuatu dari saku Jacketnya.
” Ini dia…” berinya, sebuah Kupu – kupu berwarna Ungu yang di ujungnya diikatkan benang rajutan yang juga berwarna Ungu.
” Kupu – kupu. Maksudnya?”
” Tadinya aku mau beri kamu sebuah Kunang – kunang, tapi aku gak bisa. akhirnya aku hanya bisa membuat sebuah Kupu – kupu…” ceritanya bangga. “…Aku tahu Cinta, kamu ingin bangetkan terbang untuk meraih Bintang itu untuk menjerit histeris karena kamu baru saja Patah Hati” jelasnya sambil meledek.
” Sok tahu banget sih kamu…” senyumku padanya. aku ambil Kupu – kupu itu dari genggamannya.
” Kamu Simpan ya, anggap aja itu sebuah kenangan saat aku gak ada nanti” ucapnya lirih
” Kok gitu, emang kamu mau pindah ya?” tanyaku walaupun gak di jawab sama Bintang. Aku melihat wajahnya Bintang, ia tanpan dan keren. tapi kenapa ia belum punya pacar ya. pikir ku di dalam hati.
Aku menggantung Kupu – kupu itu di langit – langit kamarku, aku berbaring di atas ranjang membentuk sebuag Bintang yang besar. Aku tersenyum mengingat wajah Bintang yang tampan dan keren itu.
” Dari mana kamu tadi malam?” Tanya Bunda ketus, ia berdiri di depan pintu kamarku. aku kaget melihat kedatangan Bunda apa lagi mendengar pertannyaan Bunda ini. “…kata Mbok Asri kamu sering pergi berdua sama Bintang, Kemana?” tanya Bunda mengintrogasi diriku.
” Kok kayak Introgasi gini sih Bunda?” tanyaku sewot.
” Dengar Bunda Cinta, Bunda itu gak suka kalau kamu harus berteman dengan si Bintang itu. Bunda Gak suka…” somasi Bunda
” Why Bunda. Bintang baik sama Cinta. kenapa Bunda harus gak suka sama Bintang?” kesal ku
” Kalau dia baik, dia tidak akan mengajak kamu keluar malam – malam. ingat Cinta, kalau Bunda denger lagi kami masih berteman dengan Bintang, Bunda gak akan ragu lagi untuk kirim kamu ke Bandung bersama Nenek.” ancam bunda. aku jadi aneh sama sikap Bunda ini.
***
” Kamu kenapa Cinta?” tanya Joana pada ku saat jam istirahat di kantin.
” Aku sebel sama Bunda”
” Loh kenapa, tumben – tumbenan lu ada masalah sama nyokap?”
” Loe masih ingatkan sama cowok yang bernama Bintang itu, masa kata Bunda aku dilarang berteman sama dia. Bunda gak suka sama Bintang, tanpa memberi alasan yang konkrit sama aku. aneh bangetkan..”
” Mungkin apa yang di bilang nyokap kamu itu bener kali…”
” Beneran kalau dia itu gak baik? kamu sama aja sama Bunda ya, bukanya belain aku juga…” kesal ku. ini uda tiga hari aku tidak menemui Bintang. sms tidak di balas, telphone tidak di angkat. Malam inipun hujan turun rintik rintik gerimis, aku masih berada di dalam kamar membuat sebuah Pita untuk di gantungkan bersama Kupu – kupu di langit – langit kamar ku. sayup – sayup telingaku mendengar suara petikan Guitar dan sebuah suara yang indah menyanyikan ebuah lagu yang indah dan Romantis. akupun keluar dengan payung putih kesayangan ku, aku mengikuti arah suara itu berasal. suaranya semakin jelas dan sepertinya aku mengenal suara itu. langkah ku terhenti dan aku berdiri mematung di belakang orang yang sedang bernyanyi di tempat kemarin aku melihat Bintang.
Tetaplah menjadi Bintang di Langit
Agar Cinta kita akan abadi…
Tetaplah sinar mu, menerangi alam ini
Agar menjadi saksi Cinta Kita…
Berdua……………
” Hebat. aku gak nyangka kalau kamu pandai bernyanyi” ucapku tersenyum. Bintang menatap ku.
” Apa kabar? aku hanya iseng aja”
” Aku baik. tapi ini gerimis loh, nanti kamu sakit” ucapku sok perhatian
” Aku yakin, kamu pasti kemari malam ini dan tebakan aku itu benar. kamu datangkan. ini untuk kamu…” ucapnya menggigil. dia mengeluarkan sesuatu seperti yang kemarin. cuman kali ini sebuah replika Bunga berwarna Kuning yang di tengahnya terdapat warna Hitam.
” Kamu kedinginan. Maaf, beberapa hari ini kita jarang ketemu. Bunda melarang aku untuk keluar malam dan menemui kamu. aku juga gak tahu kenapa.” ucapku lirih.
” Aku tak ingin kamu sedih. aku ingin kamu seperti Bunga ini, selalu indah dan mekar setiap paginya. karna kamu itu Bidadari yang indah” puji Bintang. pipiku serasa memerah mendengar pujian dari Bintang itu. aku bahagia sekali…
” Aku Harus pulang. Kalau Bunda tahu nanti dia bisa marah. Aku janji, aku akan menemui kamu lagi disini. besok malam..” janji ku padanya. ku lepaskan pegangan Bintang di jemari ku dan akupun kembali pulang kerumah. hatiku gembira dan aku begitu senang malam ini. ku gantung Bunga itu diantara pita yang aku buat dan kupu – kupu yang di beri Binang. aku bahagia…
” Cinta, aku mau kita balikan lagi.” Herdik Alex sambil menarik lenganku.
” Lepas, sakit tahu” aku menghentakan pegangan itu. “…aku gak bisa Lex” tolak ku
” Aku masih sayang dan cinta sama kamu, plis…”
” Selama ini kamu kemana aja, kamu pergi saat aku butuh kamu. kamu itu gak pernah ada untuk aku, untuk apa kita balikan lagi. Cinta kamu itu Bulsyit dan aku gak bisa sama kamu lagi.”
***
Kenapa Alex harus datang lagi dengan Cintanya. aku benci sama dia, aku gak mau terluka lagi. aku mulai mencintai Bintan, aku mulai merasakan itu, aku bahagia sama Bintang tapi aku juga masih sayang sama Alex. Bintang… aku harus menemuinya, aku berjanji sama dia. akupun langsung lari menuju ke tempat biasa kami bertemu. ternyata kepergianku di ketahui oleh Bunda, hingga Bunda mengikutiku.
Aku melihat puluhan bambu berdiri mengelilingi Bintang yang tengah berdiri di tengahnya. Cahaya Kunang – kunang menari nari indah dalam dinginya malam. cahaya Bintangpun tersenyum melihat semua ini. aku tersenyum bahagia melihatnya aku menyukai semua ini.
” Selamat datang di dunia Bintang” sambutnya
” Ini indah sekali Bintang.” ucapku kagum.”…aku…” ucapan ku terhenti
” Aku mencintai mu…” bisik Bintang di telingaku. Bintangpun menempelkan Bibirnya tepatr di bibirku . ini adalah ciuman pertamaku selama aku mengenal cinta. aku tidak menolaknya, jantungku berdebar kenang. kunang – kunang, Api di Bambu, Cahaya Bintang menjadi saksi perjalan cinta yang indah ini.
” Ini hatiku untuk mu.” Bintang memberikan aku sebuah Love berwarna putih yang di pinggirnya ia beri warna merah. “…miliki aku seutuhnya” aku mengambil hati itu dengan senyuman yang menawan. belum pernah aku di tembak cowok dengan  seindah ini.
” Cinta ku hanya untuk mu Bintang…” balas ku dengan lembut.
” Apa – apaan ini?” herdik Bunda mengacaukan keindahan. Bunda menatap kamu berdua dengan tatapan yang tajam.
” Bunda” kaget ku
” ini kelakuan kamu selama ini. Cinta, berapa kali Bunda harus bilang sama kamu. jahuhi Bintang…” Marah Bunda
” Alasan Bunda gak adil buat Cinta. Bunda gak bisa seperti itu sama Bintang.” akupun melawan Bunda
” Justru itu adil buat Bunda. karna Bintang itu adalah Kakak tiri kamu.” ucap Bunda berat dan sangat mengagetkan ku. begitu juga dengan Bintang. Bunda menarik tangan ku dan membawa aku pulang, akupun menangis melepas jemari Bintang dari jemari ku.
” Apa maksud Bunda?”
” Bintang itu kakak tiri kamu Cinta. papamu telah menikahi mama Bintang sebelum menikahi Bunda. saat itu Bunda memergoki papa yang sedang berada di rumah mama Bintang. Bundapun kecewa dengan papa dan Bundapun meminta cerai dari papa. padahal saat itu Bunda sedang mengandung kamu” cerita Bunda menangis. ” …itu alasanya Bunda gak suka dengan Bintang”
**
” Apa yang dibilang Tante Imelda itu benar. Kamu dan Cinta itu adalah saudara. dara papa mengalir di tubuh kalian berdua.” Jelas Papa Bintang.
” Tapi kenapa selama ini papa gak pernah cerita sama Bintang?” kecewa Bintang
” Kita harus pergi Bintang. tinggalkan Cinta kamu, kita akan pergi malam ini juga. kita akan pergi ke Astrali malam ini” putus papa pada Bintang.
” Cinta harus menemui Bintang Bunda. Cinta gak perduli dengan semua ini.” Cintapun lari menuju kerumah Bintang dengan linangan air mata. tapi sayang, ketika Cinta samapi di rumah Bintang, Bintang sudah tidaka da di rumahnya lagi.
” Mas Bintang sudah pergi mbak” ucap pembantu Bintang
” peri kemana?” tanyaku sambil menangis
” Kata tuan sih ke Australia. mas Bintang menitipkan ini untuk mbak” ucap pembantunya. aku melihatnya, sebuah surat  dan replika Bintang kecil dengan warna cokelat yang indah. aku histeris menangis dan tidak terima dengan kenyataan ini. Bintang……………………………………..
Surat Bintang :
                  Cinta akan menemui kebenaran walaupun harus sepahit empedu, yang begitu peka terasa di lidah kita. Inilah Fakta yang harus kita cap, walau mitos terkalahkan oleh Cinta kita. Hilang jiwa dalam ketidak sadaran, meniti Cinta dengan kesalahan yang terlarang. Aku ingin seperti Edelweiss , hingga aku menaruh Cintaku pada kelopaknya yang indah. Sekalipun ia sirna, maka keabadian akan selalu terpancar memberi kekuatan pada Cinta. Sekalipun kita harus terpisahkan. Walaupun ia tumbuh dipinggir jurang, tak akan mampu menggetarkan dalam kekuatan Cinta yang terpisahkan…
             Maafkan Aku Cinta ….Aku pergi bukan karena aku tidak Cinta pada mu dan lari dari kenyataan ini, aku hanya takut dengan Cinta kita. Hingga aku harus lari dalam penjelasan yang rumit ini. Aku janji, suatu saat nanti aku akan kembali untuk menjawab atas terlarangnya Cinta kita ini. Karna Cahaya Bintang akan selalu menerangi Cinta. Aku janji….
Maafkan Aku Cinta……………!
Bintang Cinta MU
Itulah yang tertulis di dalam surat Bintang untuk Cinta. Cintapun merenung menunggu Bintang untuk Cintanya. Karna Cintanya hanya untuk Bintang sekalipun itu Terlarang………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar